Jika di Indonesia kita masih menemukan anak ayam yang diberi pewarna pada bulu-bulu anak ayam yang biasa dijual para pedagang kaki lima dan pedagang keliling yang bisa kita temukan di pasar maupun saat event-event tertentu, lain halnya dengan negara tirai bambu China. katak artifisial yang dicelup pewarna telah dijual di negara tersebut selama beberapa tahun belakangan, meskipun banyak keluhan dari aktivis hewan dan protes dari para ahli kesejahteraan hewan.
Tampaknya warna-warni katak biasa tidak cukup menarik untuk beberapa orang, sehingga mereka memutuskan untuk menambahkan dan merubah warna yang sudah di desain Sang Pencipta alam, melalui teknologi modern. Menggunakan berbagai perangkat dan teknik, termasuk laser dan membombardir amfibi ini dengan sejumlah besar bahan kimia industri yang diserap oleh kulit katak-katak tersebut.Mereka menciptakan apa yang dikenal sebagai katak berwarna. Warna-warna yang cerah dan tampaknya bertahan sampai 4-5 tahun.
Permintaan sangat tinggi untuk hiasan akuarium dan kolam di seluruh negeri. Beberapa bahkan membelinya sebagai hewan peliharaan buat anak-anak mereka, dan vendor mengatakan, "Katak - katak ini punya warna-warna cerah karena mereka begitu ceria".
Padahal beberapa dari mereka memahami bahwa dosis tinggi bahan kimia bisa mematikan, sehingga vendor pun melampirkan tulisan pada bungkus katak-katak ini, "Tidak untuk konsumsi manusia" .Para ahli mengatakan ribuan katak tropis bisa mati sebagai akibat dari tren pewarnaan katak-katak hidup ini.
1 komentar:
wah, dunia semakin aneh aja.ckckckck
Posting Komentar